Hukum Gossen I
Gejala tambahan kepuasan yang tidak proporsional dikenal sebagai The
Law of Diminishing Marginal Utility (Hukum Tambahan Kepuasan yang Terus
Menurun). Hukum ini dikenal sebagai Hukum Gossen I. Hukum Gossen I berbunyi:
Jika jumlah suatu barang yang dikonsumsi dalam jangka waktu tertentu terus
ditambah, maka kepuasan total yang diperoleh juga bertambah. Akan tetapi,
kepuasan marginal akan semakin berkurang. Bahkan bila konsumsi terus dilakukan,
pada akhirnya tambahan kepuasan yang diperoleh akan menjadi negatif dan
kepuasan total menjadi berkurang.
Misalkan, setelah seharian bekerja Andi merasa sangat lapar. Satu porsi
nasi beserta lauk-pauknya akan memberikan kepuasan total yang amat besar bagi
Andi. Sehingga, bisa dinilai sebesar 10 util (util = satuan kepuasan). Karena
masih merasa lapar, Andi menambah satu porsi lagi. Tetapi, karena perut Andi
sudah terisi oleh porsi nasi pertama, kepuasan yang diperoleh karena memakan
porsi nasi kedua tidak sebesar 10 util, melainkan hanya 6 util. Dengan
demikian, kepuasan total yang diperoleh setelah makan dua porsi nasi akan
berjumlah 16 util. Jika Andi masih bernafsu untuk menambah dengan porsi ketiga,
bukan tidak mungkin Andi akan menjadi sakit karenanya. Sehingga, bukan kepuasan
yang Andi peroleh melainkan penderitaan. Karena tidak memberikan kepuasan,
manfaat porsi nasi ketiga menjadi negatif sebesar –5 util dan kepuasan total
yang diperoleh dari tiga porsi nasi tersebut 11.
Hal ini memperlihatkan adanya penurunan dari 10 sampai –5. Setelah
makan pada porsi ke-1 kenikmatan dinilainya 10 util. Pada porsi ke-2, tambahan
kenikmatan menurun sehingga dinilai 6 util dan kepuasan total bertambah menjadi
16 util. Pada porsi ke-3, kepuasan menjadi negatif (–5).
Hukum Gossen I tersebut menyatakan pemuasan kebutuhan secara vertikal
yaitu pemuasan satu macam kebutuhan yang dilakukan secara terus-menerus,
sehingga kenikmatannya semakin lama semakin berkurang dan akhirnya dicapai
titik kepuasan. Namun, Hukum Gossen I mempunyai kelemahan. Dalam praktik, orang
tidak akan memuaskan satu macam kebutuhan sampai sepuas-puasnya, tetapi setelah
mencapai titik kepuasan tertentu akan menyusul kebutuhan yang lain, hal ini
karena kebutuhan itu bermacam-macam. Maka Hukum Gossen I dilengkapi dengan
Hukum Gossen II.
Hukum Gossen
II
Hukum Gossen I membatasi jumlah objek konsumsi, yaitu satu jenis
barang. Pada kenyataannya konsumen memerlukan bermacam-macam jenis barang (dan
jasa). Dengan sumber dana terbatas konsumen harus mencari kombinasi unit dari
berbagai jenis barang, agar semua kebutuhannya bisa terpenuhi dan kepuasan
maksimal bisa tercapai. Masalah tersebut dirumuskan dalam Hukum Gossen II yang
berbunyi: Seorang konsumen akan membagi-bagi pengeluaran uangnya untuk membeli
berbagai macam barang sedemikian rupa hingga kebutuhan-kebutuhannya terpenuhi
secara seimbang.
Pembelian berbagai barang ini sedemikian rupa hingga rupiah terakhir
yang dibelanjakan untuk membeli sesuatu memberikan kepuasan marginal yang sama.
Apakah itu pengeluaran untuk membeli barang yang satu atau untuk membeli barang
yang lain.
Berdasarkan
Hukum Gossen II ini, manusia berusaha memenuhi kebutuhannya yang bermacam-macam
sampai pada tingkat intensitas yang sama. Ada kebutuhan akan makan, pakaian,
perumahan, kesehatan, dan lain-lain. Nah, dari kebutuhan pada tingkat
intensitas yang sama, seseorang tidak akan menghabiskan uangnya hanya untuk
membeli pakaian saja. Akan tetapi, uang yang dimilikinya digunakan untuk
memenuhi kebutuhan lainnya sesuai dengan tingkat kebutuhannya.
Contoh: Togar mempunyai penghasilan Rp600.000,00. Untuk memenuhi semua
kebutuhannya selama satu bulan diperlukan Rp750.000,00. Untuk memenuhi semua kebutuhannya dengan baik
maka Togar perlu membuat tabel pemuasan kebutuhan secara vertikal dan
horizontal. Secara horizontal dari data jenis kebutuhan yang harus dipenuhinya,
misalnya makan, pakaian, perumahan, kesehatan, dan lain-lain. Sedangkan, secara
vertikal diurutkan jumlah kebutuhan yang harus dipenuhi. Berdasarkan jenis dan
jumlah kebutuhan, dibuatkan nilai kepuasan dari yang tertinggi sampai terendah.
Hukum Gossen
II tersebut merupakan pemuasan kebutuhan secara horizontal. Pemuasan kebutuhan
secara horizontal, yaitu pemuasan kebutuhan tidak bertumpu pada satu jenis
barang saja, melainkan berusaha pula untuk memenuhi kebutuhan akan barang
lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar